Indeks Masa Tubuh (IMT/BMI), Diet, dan Risiko Kesehatan | Cara Diet Sehat

Indeks Masa Tubuh (IMT/BMI), Diet, dan Risiko Kesehatan


Indeks masa tubuh atau IMT dikenal juga dengan istilah BMI atau Body Mass Index. Salah satu fungsi dari indeks ini adalah untuk mengetahui ideal atau tidakkah berat badan seseorang. Fungsi lainnya lebih kompleks, yakni untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Apakah Anda pernah menghitung IMT atau BMI Anda? Jika belum, coba Anda pakai kalkulator BMI yang sudah ada di situs ini.

Silakan masukkan informasi yang dibutuhkan dalam kalkulator tersebut dan klik hitung.

Atau Anda bisa menghitung secara manual menggunakan rumus yang akan ditulis dalam artikel ini.

Rumus Umum Indeks Masa Tubuh (IMT / BMI), Hubungannya dengan Diet dan Risiko Kesehatan

Indeks Masa Tubuh (IMT/BMI), Diet, dan Risiko Kesehatan

Rumus umum IMT

IMT = BB : (TB x TB)

Keterangan rumus;

IMT adalah indeks masa tubuh

BB adalah berat badan dengan satuan kilogram

TB adalah tinggi badan dalam satuan meter

Contoh:

Seorang wanita memiliki tinggi badan 159 cm dan berat badannya 48 kg. Apakah berat badannya sudah ideal?

IMT = 48 : (1,59 x 1,59) = 48 : 2,5281 = 18,987

Setelah mengetahui angka dari IMT, Anda perlu mengetahui artinya. Sebab angka IMT memiliki arti yang berbeda-beda di setiap rangenya.

Tabel arti IMT

Berikut tabel indeks masa tubuh berikut keterangannya (secara umum);

Nilai IMT

Keterangan

<18

Kurus

18 – 25

Normal / ideal

>25

Gemuk

>30

Obesitas 1

>35

Obesitas 2

Setelah melihat tabel di atas, maka dalam contoh di atas, si wanita dikategorikan memiliki berat badan ideal karena berada di batas 18 – 25.

Artikel terkait: Sehat yang Ideal dan Ideal yang Sehat

Rumus Umum Berat Badan Ideal

Salah satu bekal yang harus Anda miliki saat akan menjalankan diet adalah target. Untuk menentukan target turun BB, Anda harus tahu dulu berapa berat badan ideal Anda. Nah, berikut kami sajikan rumus umum untuk menghitung berat badan ideal.

Rumus berikut bisa digunakan untuk menghitung BB pria maupun wanita.

BB ideal = (TB – 100) – 10 % (TB – 100)

Lebih muda lagi jika Anda menggunakan rumus di bawah ini;

BB ideal = 90% x (TB – 100)

Keterangan rumus:

TB adalah tinggi badan dengan satuan cm

BB adalah berat badan dengan satuan kilogram

Untuk diketahui, batas aman yang diperbolehkan untuk kekurangan atau kelebihan berat badan adalah sebanyak 10%. Jika kelebihannya sudah di atas 20% maka sudah masuk kategori obesitas.

Silakan simak contoh di bawah ini;

Seorang wanita memiliki tinggi badan 159 cm. Berapakah berat badan ideal wanita tersebut?

BB Ideal = 90 % x (159 – 100) = 90 % x 59 = 53,1 kilogram

Angka tersebut bukanlah satu-satunya. Masih ada rentang berat badan sebagai batas atas dan bawah BB. Yakni sebesar 47,79 kg sampai dengan 58,41 kg. Jika dibulatkan akan didapatkan BB sebesar 48 kg sampai 58 kg.

Artinya, jika wanita tersebut memiliki berat badan di antara 48 hingga 58 kg, maka masih aman.

Nah, jika Anda ingin menurunkan berat badan. Gunakanlah angka dari rentang ini dulu. Sebab diet sehat perlu dilakukan secara perlahan.

Memasang target batas atas terlebih dulu bisa menjadi pilihan yang bijak. Setelah target tersebut didapatkan, Anda bisa membuat target baru yang lebih sesuai.

Baca Juga: 7 Versi Rumus Menghitung BB Ideal Bagi Pria dan Wanita

IMT dan risiko kesehatan

Indeks Masa Tubuh (IMT/BMI), Diet, dan Risiko Kesehatan

Memiliki nilai Indeks Masa Tubuh yang tinggi ternyata memiliki risiko kesehatan, lho! Demikian juga dengan IMT yang terlalu rendah. Jadi, baiknya gimana?

Sejak dulu, yang pas dan sedang-sedang saja adalah yang terbaik.

Berikut adalah hubungan antara IMT dengan risiko kesehatan;

  1. IMT di bawah 18, risiko kesehatan yang mungkin adalah Osteoporosis, Anoreksia, Bolimia.
  2. IMT antara 18 sampai dengan 20 memiliki risiko kesehatan seperti lemas, stres, mudah gelisah, masalah pencernaan, lelah menahun
  3. IMT antara 21 sampai dengan 25, normal dengan risiko kesehatan hampir nol. Yakni bisa mengendalikan stres, fit, energi prima, dan daya tahan tubuh bagus.
  4. IMT antara 26 sampai 27 memiliki risiko kesehatan seperti adanya masalah sirkulasi darah, mudah lelah, masalah pencernaan, masalah pembuluh darah.
  5. IMT antara 28 sampai 30 memiliki risiko kesehatan seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke, pembekuan darah, nyeri tulang belakang, dan nyeri sendi.
  6. IMT antara 31 sampai 35 memiliki risiko kesehatan kanker, angina, diabetes, serangan jantung, jantung koroner, radang pembuluh darah, stroke, dan lain-lain.
  7. IMT lebih dari 35 memiliki risiko kesehatan yang tinggi dengan beberapa penyakit seperti serangan jantung, stroke, kanker, diabetes, bahkan kematian dini.

Melihat hubungan antara indeks masa tubuh dengan risiko kesehatan yang cukup banyak di atas, apa yang Anda bayangkan?

Takut atau makin terpacu?

Kalau saya, informasi di atas saya jadikan sebagai pemacu diri untuk memiliki berat badan ideal. Untuk itu, menjalankan diet sehat (baca: bukan diet ketat) adalah pilihan saya. Sehingga apa yang dihasilkan dari diet saya juga berguna untuk tubuh saya dalam jangka panjang.

IMT dan diet

Saya sempat browsing dan menemukan beberapa jurnal yang mendukung tulisan saya kali ini. Yakni hubungan antara diet dengan angka indeks masa tubuh. Berikut adalah beberapa di antaranya;

Jurnal pertama ditulis oleh PK Newby, et. al tahun 2003. Dalam konklusinya dijelaskan bahwa diet dengan mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah banyak, mengurangi produk susu, dan mengonsumsi daging olahan, makanan cepat saji, dan soda dalam jumlah yang sangat rendah berpotensi untuk menurunkan indeks masa tubuh atau BMI sekaligus merampingkan pinggang.

Yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada aturan makan yang diterapkan. Jadi, mereka makan sesuai dengan habit atau kebiasaan masing-masing. Which is bagus, karena bisa dikatakan sesuai dengan kebiasaan makan pada umumnya.

Jurnal kedua ditulis oleh Laura Elisa Gutierrez Pliego, et.al pada tahun 2016. Dalam jurnal ini diteliti mengenai hubungan 3 pola diet dengan BMI. 3 pola diet tersebut yakni westernized, pola diet yang sangat hati-hati, dan pola diet dengan tinggi protein/lemak.

Hasilnya, subyek dengan pola diet yang sangat hati-hatilah yang memiliki BMI atau indeks masa tubuh terendah. Hasil ini juga berkaitan langsung dengan berkurangnya riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 dan kebiasaan merokok. Sebaliknya, dalam jurnal ini ditemukan adanya korelasi yang positif antara nilai BMI yang tinggi dengan pola diet westernized dan tinggi lemak/protein.

Studi-studi di atas dilakukan di negara masing-masing. Meski demikian, kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang ditemukan dalam studi tersebut.

Hendaknya kita lebih aware atau sadar bahwa apa yang kita makan selalu terkait secara langsung dengan kondisi kesehatan tubuh kita. Dampaknya bisa dirasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Semoga informasi tentang indeks masa tubuh atau IMT / BMI yang saya tulis di atas ada manfaatnya buat diet dan kesehatan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar